Sosialisasi Pengenalan Program Pengembangan Penghidupan Masyarakat yang Inklusif di Perdesaan Kawasan Timur Indonesia (BangKIT) di Desa Solang - Seram Bagian Timur
Program Pengembangan Penghidupan Masyarakat yang Inklusif di Perdesaan Kawasan Timur Indonesia (BangKIT) bertujuan untuk meningkatkan akses peluang penghidupan bagi masyarakat yang rentan terhadap kemiskinan dan kerawanan pangan di desa sasaran pada Kabupaten Seram Bagian Timur Provinsi Maluku. Program ini didanai oleh Japan Social Development Fund (JSDF) melalui The World Bank, dan bekerja sama dengan Yayasan BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia). Yayasan BaKTI bertindak sebagai lembaga pelaksana yang bermitra dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan perencanaan penghidupan yang inklusif dan berbasis masyarakat, digabungkan dengan penguatan kerja sama di tingkat lokal dalam mendukung inisiatif penghidupan yang dimotori oleh masyarakat.
Desa Solang Kecamatan Teluk Waru merupakan salah satu dari 30 desa intervensi program BangKIT di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT). Desa Solang berstatus Desa Negeri dengan satu dusun yaitu Dusun Kanava. Desa Solang terdiri dari 92 kepala keluarga (KK) dengan jumlah penduduk sebanyak 408 jiwa. Sebagian besar penduduk Desa Solang adalah petani, dengan komoditi utama adalah kacang tanah dan sebagian kecil adalah pertanian non pangan (penebang kayu).
Sebagai tahap awal implementasi program BangKIT di SBT, maka telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi sebagai tahapan awal implementasi program sekaligus proses menjangkau lebih luas dan lebih banyak pihak yang relevan dengan pelaksanaan program BangKIT di Desa. Kegiatan pertemuan sosialisasi memberikan gambaran terkait Program BangKIT yang meliputi tujuan program, jangka waktu, lokasi, pihak yang terlibat serta kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan, termasuk menjaring umpan balik yang relevan dalam pelaksanaan program BangKIT. Selain itu dalam kesempatan sosialisasi di desa juga dilakukan proses pembentukan kelompok kerja penghidupan desa secara partisipatif dan inklusif yang melibatkan perwakilan dari seluruh unsur masyarakat desa.
Sosialisasi di desa Solang dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2023 bertempat di SD Negeri 3 Teluk Waru, Kabupaten Seram Bagian Timur. Kegiatan dihadiri sebanyak 46 peserta yang terdiri dari 26 laki-laki dan 20 orang perempuan. Peserta terdiri dari berbagai unsur seperti Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan, BAPPEDA Litbang, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kader Pemberdayaan Masyarakat, BPN, PKK, masyarakat serta tim Kabupaten Yayasan BaKTI.
Selain bertujuan untuk menjangkau lebih banyak lagi pihak dalam mengkomunikasikan rencana pelaksanaan progam BangKTI, sosialisasi di desa Solang Kecamatan Teluk Waru ini juga bertujuan untuk membentuk kelompok kerja penghidupan secara partisipatif dan inklusif. Kelompok kerja ini nantinya diharapkan akan dapat mendukung pelaksanaan proses pengembangan perencanaan penghidupan desa untuk peningkatan kesejahtaeraan masyarakat desa Solang.
Rangkaian kegiatan diwali dengan pembukaan oleh MC yakni Program Officer Kabupaten SBT, Arita. Secara resmi kegiatan dibuka oleh kepala Desa Solang Bapak Abubakar Sidik Ulialantutin. Dalam sambutannya kepala desa memberikan himbauan dan arahan terkait pentingnya program yang akan dilaksanakan di desa dan berharap masyarakat bisa bekerja sama dengan baik dalam pelaksanannya sehingga status desa bisa berubah dari desa tertinggal menjadi desa berkembang. Tak lupa kepala desa menyampaikan terimakasih atas kehadiran dari Yayasan BaKTI dan perwakilan Pokja Kabupaten karena sudah memberikan kesempatan kepada masyarakat Desa Solang untuk mengembangkan potensi masyarakat melalui program BangKIT.
Setelah sambutan dan pembukaan resmi oleh kepala desa, agenda dilanjutkan dengan presentasi materi terkait harmonisasi kegiatan BangKIT dan BAPPEDA yang dibawakan oleh Bapak Deny Renyaan. Poin-poin yang disampaikan dalam materi ini terkait Rencana Pembangunan Daerah terdiri dari RPJD 20 Tahun, RPJMD 5 Tahun, dan RKPD 1 tahun.
Agenda dilanjutkan dengan presentasi materi terkait Sosialisasi program BangKIT oleh Koordinator Kabupaten SBT, Ibu Neni Wakanno. Dalam presentasinya Ibu Neni menjelaskan bahwa berbeda dengan program sebelumnya, BangKIT mengajak masyarakat untuk bersama-sama bekerja dengan memanfaatkan sumber daya alam dan potensi desa agar masyarakat tidak tergantung dengan Mas jaya (pedagang dari luar desa) yang berdagang sayur, cili, tomat dll yang seharusnya bisa ditanami oleh masyarakat sendiri. Untuk diketahui bahwa saat ini kebutuhan bahan makanan seperti sayuran, masyarakat desa Solang masih bergatung pada suplai dari luar desa yang dibawa oleh pedagang-pedagang keliling seperti Mas Jaya.
Dalam materi yang selanjutnya dibawakan oleh Ibu Sitti Aisyah Walla Perwakilan Pokja Kabupaten dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, disampaikan beberapa poin seperti pentingnya mengidentifikasi perangkat desa, PKK, tokoh-tokoh masyarakat dalam proses merencanakan suatu program agar desa lebih berkembang. Proses musrenbang yang inklusif dimana tiap unsur dilibatkan termasuk perwakilan perempuan juga sangat penting. Program Desa dan Program PKK agar dapat lebih aktif dan sinkron dalam membangun desa. Diharapkan Dana Desa juga diprioriaskan untuk ketahanan pangan dan pengembangan hewani, kegiatan bisa dalam bentuk pemanfaatan lahan pekarangan. Kesadaran masyarakat termasuk dalam menjaga kesehatan harus lebih intens agar Desa menjadi lebih berkembang. Fasilitas, akses jalan, Kesehatan dll sangat mempengaruhi kemajuan Desa dari status tertinggal menjadi berkembang. Dengan adanya program BangKIT diharapkan masyarakat Desa lebih bangkit dalam ketahanan pangan yang dapat dicapai dengan peningkatan keterlibatan masyarakat secara menyeluruh dalam proses perencanaan penghidupan masyarakat desa.
Setelah serangkaian pemaparan materi, agenda dilanjutkan dengan proses pembentukan Kelompok Kerja Desa Solang yang difasilitasi oleh Fasilitator Desa Faija Tubaka. Proses pembentukan diawali dengan identifikasi kelompok perempuan, tokoh agama, kelompok pemuda, perangkat desa dan masyarakat sendiri. Setelah identifikasi tersebut, ditentukan dua nama dari masing-masing unsur kelompok. Kelompok perempuan menentukan perwakilannya sebanyak 2 orang dengan cara musyawarah berdasarkan kriteria yang mereka tentukan sendiri. Untuk perangkat desa, juga memilih 2 perwakilannya pun dengan BPN. Dari unsur Pemuda dan masyarakat memilih delegasinya dengan pertimbangan keaktifan serta memiliki jabatan dalam desa. Unsur Agama memilih 1 orang perwakilan dengan pertimbangan aktif dalam berbicara. Masyarakat memilih perwakilan calon kelompok kerja Desa (Pokja) melalui musyawarah dengan mempertimbangkan kuota perempuan, serta perwakilan kelompok mata pencaharian. Masyarakat bermusyawarah untuk menentukan struktur kelompok. Komposisi struktur diputuskan terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara sebagai pengurus inti. Diskusi ini kemudian memutuskan nama-nama pejabat dari struktur utama tersebut dan selebihnya menjadi anggota.
Sebagai agenda penutup dari kegiatan sosialisasi ini fasilitator menyampaikan beberapa rencana kegiatan dan rencana tindak lanjut yang akan segera dilaksanakan pada bulan Juli 2023 di desa Solang Kecamatan Teluk Waru dalam bingkai Program BangKIT.