Workshop Perencanaan Desa Program Pengembangan Penghidupan Masyarakat yang Inklusif di Perdesaan Kawasan Timur Indonesia - BangKIT
Program Pengembangan Penghidupan Masyarakat yang Inklusif di Perdesaan Kawasan Timur Indonesia (Program BangKIT) adalah program Kerja sama Bank Dunia dengan Yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (Yayasan BaKTI). Program ini didanai oleh Pemerintah Jepang melalui Japan Social Development Fund (JSDF) yang diadministrasi oleh Bank Dunia dan diimplementasikan oleh Yayasan BaKTI dan bermitra dengan pemerintah desa dan kabupaten di Kabupaten Seram Bagian Timur (Provinsi Maluku) dan Kabupaten Sumba Barat Daya (Provinsi Nusa Tenggara Timur).
Selama periode Oktober hingga Desember 2023, Tim Program BangKIT Yayasan BaKTI bersama Pemerintah Daerah di Kabupaten Sumba Barat Daya dan Seram Bagian Timur telah melaksanakan Pelatihan pemutakhiran materi dan metode fasilitasi, Pelatihan bagi Fasilitator Desa, Workshop Perencanaan Tingkat Desa, Rapat Koordinasi Kabupaten dan beberapa kegiatan lainnya. Adapun informasi lebih detail untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut:
Pelatihan Pemutakhiran Materi dan Metode Fasilitasi Pengembangan Perencanaan Penghidupan Berkelanjutan Desa bagi Fasilitator Program BangKIT
Berdasarkan hasil review materi pelatihan yang telah dilaksanakan sekaligus proses pengujian materi modul panduan oleh tim BangKIT dan tim world Bank sebelumnya, disepakati untuk melakukan beberapa penyesuaian terkait penggunaan media dan metode fasilitasi berdasarkan kondisi masyarakat di lokasi pelaksanaan program BangKIT.
A. Kabupaten Seram Bagian Timur Provinsi Maluku
Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 9 sd 12 Oktober 2023. Dibuka ole Asisten 2 sekaligus sekertaris Pokja BangKIT SBT bapak Ramli Sibualamu, Spi, Msi, dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa Belajar dari berbagai pelaksanaan program yang ada di SBT, sangat penting untuk mengubah pola pikir masyarakat dengan memberikan peningkatan kapasitas. Program BangKIT sudah sangat tepat karena menitikberatkan pada penguatan kapasitas di pemerintah desa dan masyarakat, bukan fokus pada jenis bantuan fisiknya. Menurutnya selama ini banyak bantuan diberikan pemerintah daerah ke masyarakat namun justru tidak dapat dioptimalkan karena rendahnya kapasitas masyarakat. "Mengubah pola pikir bukan hal yang mudah dan butuh waktu, sehingga perlu kerja-kerja kolaborasi membangun sinergi antara para pemangku kepentingan. Baik pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan, dan lainnya" Ungkapnya.
Kegiatan pelatihan diikuti sebanyak 22 peserta yang 11 diantaranya perempuan. Peserta refreshment training ini terdiri atas 13 orang staf program BangKIT SBT, dan 9 orang POKJA Kabupaten.
Kegiatan pelatihan pemutakhiran materi fasilitasi pelatihan penyegaran bagi fasilitatator perencanaan penghidupan berkelanjutan di desa bertujuan untuk membangun kapasitas para fasilitator program BangKIT dan tim fasilitator pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur dalam melakukan proses fasilitasi pengembangan perencanaan penghidupan desa yang inklusif dan berbasis masyarakat melalui penguasaan materi dan praktik simulasi metode atau mekanisme perencanaan penghidupan desa berdasarkan modul panduan program yang telah disempurnakan dari hasil pengujian sebelumnya.
B. Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi NTT
Kegiatan dimulai hari ini Rabu 18 Oktober 2023 dan berlangsung selama 5 hari hingga tanggal 22 Oktober 2023. Bertempat di Ruang Pertemuan Hotel Anggrek Inn Tambolaka, kegiatan dihadiri 28 peserta, yang 10 diantaranya perempuan. Adapun kompoisisi pesertanya, teridiri atas 16 orang staf Program BangKIT SBD, dan 12 orang dari Forum Kabupaten.
Di hari pertama pelaksanaan kegiatan, agenda diawali dengan sambutan dari Program Coordinator BangKIT bapak Ricky Djodjobo. Dalam sambutannya ia menjelaskan latar belakang dan tujuan dilaksanakannya pelatihan penyegaran ini. Menurutnya kegiatan hari ini adalah bagian dari tahapan penyempurnaan materi dan metode fasilitasi dari apa yang sebelumnya telah disampaikan. Jika sebelumnya terdapat beberapa tahapan yang panjang dan kompleks maka dilakukan penyesuaian agar dapat lebih mudah dipahami masyarakat dan mudah dilakukan oleh Fasilitator.
Disampaikan pula oleh Livelihood Specialist Kabupaten SBD Bapak Amsurya Warman Amsa bahwa perbedaan proses fasilitasi yang dilakukan terdapat pada muatan pesan dan keterlibatan semua komponen masyarakat. “Selama ini program atau proyek menjadikan masyarakat marginal seperti masyarakat miskin, perempuan, orang tua tunggal/perempuan kepala rumah tangga hanya sebagai objek. Berbeda dengan pendekatan fasilitasi oleh BangKIT, kelompok masyarakat rentan bergerak dan berperan sebagai subjek dan pelaku perencanaan karena mereka yang tahu persis apa yang menjadi kebutuhan dan harapan mereka” ungkapnya.
Secara tehnis, pelatihan dilaksanakan dengan memadukan pemaparan materi dan juga simulasi yang dilaksanakan secara berkelompok oleh semua peserta dengan dipandu oleh tim Program BangKIT. Beberapa materi yang disampaikan seperti Penilaian Kerentanan Desa yang bersifat Musiman serta Prediksi trend perubahannya, Rancangan Kegiatan untuk Penghidupan Berkelanjutan Desa dan beberapa materi lainnya
2. Pelatihan bagi Fasilitator Desa
Program BangKIT melibatkan masyarakat desa yang memiliki potensi dan teridentifikasi sebagai kader pemberdaya di desa. Pelibatan masyarakat desa melalui kader desa yang terpilih bertujuan untuk memastikan keberlanjutan dan proses pengambilalihan pengetahuan serta keterampilan guna melanjutkan praktik baik pelaksanaan program BangKIT pada tingkat desa.
Untuk itu kader desa program BangKIT diberikan pengetahuan, kemampuan teknis dan penguasaan metode atau mekanisme yang sama dalam memfasilitasi proses pengembangan perencanaan penghidupan berkelanjutan yang inklusif dan berbasis masyarakat dalam bentuk pelatihan kader desa.
A. Kabupaten Seram Bagian Timur Provinsi Maluku
Pelatihan untuk fasilitator desa di SBT dilakukan dalam 5 cluster, masing-masing 1 cluster di Teluk Waru dan Pulau Panjang dan 3 cluster di Pulau Gorom. Jumlah total peserta yang dilatih adalah 72 orang (57 laki-laki dan 15 perempuan) yang mewakili 30 desa dan 4 kecamatan. 60 orang dari total 72 peserta pelatihan ini merupakan kader desa, dan 8 orang merupakan staf kecamatan. Pelatihan ini dilakukan oleh tim BangKIT SBT bekerja sama dengan Pokja Kabupaten yang telah dilatih sebelumnya melalui ToT dan Refreshment TOT. Training dilakukan mulai dari tanggal 13 s/d 27 Oktober 2023, dan setiap cluster training dilakukan dalam waktu 2 hari. Terdapat 4 orang perwakilan pendamping desa (P3MD) yang juga terlibat dalam pelatihan di SBT ini.
Kegiatan pelatihan fasilitator kader desa dilaksanakan dalam bentuk kombinasi pembelajaran di dalam kelas dan praktek simulasi. Adapun materi pelatihan yang diberikan di antaranya adalah terkait proses Memetakan Potensi Penghidupan dan Risiko Kerentanan yang ada di Desa menggunakan alat bantu Sketsa Desa, Memetakan Kelembagaan dan Kerentanan yang Berpengaruh bagi Penghidupan Masyarakat di Desa dan beberapa materi lainnya.
Pada salah satu pelatihan kader desa yang diadakan di cluster Teluk Waru pada tanggal 13 sd 1 Oktober di kantor kecamatan Teluk Waru, kegiatan dihadiri oleh 15 orang peserta yang terdiri dari 3 perempuan dan 12 laki-laki. Ke 15 peserta tersebut adalah kader desa yang merupakan perwakilan dari tim Kelompok Kerja Penghidupan 6 desa target program, perwakilan koordinator pendamping desa kecamatan dan perwakilan staf kecamatan. Hadir membuka secara resmi kegiatan pelatihan adalah kepala kecamatan Teluk Waru Bapak Buatan Mohamad Irfan. Dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa kapasitas sumberdaya masyarakat di Teluk Waru dianggap masih lemah dalam mengelola dana desa sehingga perubahan dirasakan masih belum signifikan. Mohammad Irfan berharap melalui program BangKIT kapasitas kader desa yang terpilih dapat meningkat sehingga dapat membantu mendukung dalam menyusun perencanaan yang lebih baik untuk membuat perubahan di desa. “Prioritas SDGs desa juga perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan, untuk itu perlu kolaborasi antara program BangKIT, pemerintah desa dengan pendamping desa” tutupnya.
B. Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi NTT
Pelatihan untuk fasilitator desa di SBD dilaksanakan di 6 cluster kecamatan. Ke enam cluster tersebut adalah Kodi Balaghar, Kodi Bangedo, Kodi dan Kodi Utara, Wewewa Barat dan Loura, Wewewa Tengah, Timur dan Selatan serta cluster Wewewa Utara.
Jumlah fasilitator desa yang telah dilatih di ke enam cluster ini 107 orang dengan komposisi 69 orang perempuan dan 38 orang laki-laki. Selain itu jika dilihat dari sisi keterwakilan, maka 80 orang di antaranya merupakan perwakilan desa, 15 orang perwakilan kecamatan, dan 12 orang tenaga pendamping desa. Pendamping desa (P3MD) juga aktif terlibat selama masa training. Sebelumnya, Program BangKIT telah melatih sebanyak 12 fasilitator kabupaten yang merupakan perwakilan dari unsur OPD di lingkup pemerintahan Kabupaten SBD. Pelatihan kali ini diperuntukan bagi kader desa yang merupakan perwakilan dari tim Kelompok Kerja Penghidupan Desa.
Pada pelatihan yang dilaksanakan di cluster Kodi dan Kodi Utara, senin tanggal 23 Oktober 2023 dilaksanakan di Aula Pertemuan Desa Kori Kecamatan Kodi. Hadir sebanyak 12 peserta yang terdiri dari 5 peserta perempuan dan 10 peserta laki-laki yang berasal dari 7 desa lokasi program di Kecamatan Kodi dan Kodi Utara. Hal menarik dari pelaksanaan pelatihan kader desa ini adalah keterlibatan aktif fasilitator tingkat kabupaten yang telah dilatih sebelumnya. Bersama tim program BangKIT mereka menjadi pelatih dan memfasilitasi pelatihan kader dalam bentuk pemaparan dan simulasi. Seperti yang dilakukan ibu Mariana, ia adalah Fasilitator Kabupaten dari perwakilan PKK. Dalam pemaparannya ia menjelaskan pentingnya perempuan mengambil peran dalam proses perencanaan desa. Perempuan harus memiliki pengetahuan tentang perencanaan agar dapat mengakomodir suara perempuan dalam perencanaan dan pembangunan desa. Hal ini disampaikan ibu Mariana dalam sesi praktek simulasi fasilitasi penggalian informasi potensi desa melalui alat sketsa desa.
3. Workshop Perencanaan Desa
Workshop/Musyawarah perencanaan Desa berlangsung 3 hari di masing-masing desa intervensi. Adapun materi pembahasan dalam workshop tersebut adalah:
1. Penilaian potensi penghidupan desa dan kerentanan desa dengan menggunakan alat kajian peta sketsa desa.
2. Pemetaan kondisi kelembagaan yang mempengaruhi penghidupan masyarakat desa dengan menggunakan alat Diagram Kelembagaan.
3. Penilaian kondisi kerentanan dan musiman yang ada di desa menggunakan alat “Kalender Musim”.
Kegiatan workshop perencanaan ini dilakukan secara bersamaan di SBT dan SBD sesuai dengan jumlah kombinasi antara Tim Program, Tim Fasilitator Kabupaten dan Desa. Tim Kabupaten bertugas memfasiltasi workshop tersebut. Secara keseluruhan, workshop telah selesai dilakukan di 70 desa. Dari 70 desa, 2 dilakukan lebih awal di bulan Juli dan Agustus, dan 68 (29 di SBT dan 39 di SBD) dilaksanakan pada periode November dan Desember 2023. Jumlah total peserta yang terlibat dalam workshop desa untuk masing-masing kabupaten adalah 1.310 untuk Kabupaten SBT, yang terdiri dari 729 laki-laki dan 581 peserta perempuan. Sementara untuk kabupaten SBD, total peserta adalah 1.743 dimana 957 adalah peserta laki-laki dan 786 adalah peserta perempuan.
Hasil kajian bersama dan rencana kegiatan yang telah dihasilkan dalam workshop, selanjutnya oleh pokja desa akan disusun dalam satu dokumen yang disebut sebagai dokumen Rencana Penghidupan Berkelanjutan Desa. Setelah dokumen tersebut disepakati oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam satu Musyawarah Desa, selanjutnya akan dilakukan pembahasan usulan kegiatan yang disepakati dalam Rencana Penghidupan Berkelanjutan Desa untuk diintegrasikan ke dalam dokumen perencanaan desa (RPJMDes dan atau RKP Desa) serta rencana kerja dari OPD Tingkat kabupaten. Proses pengintegrasian ini dilakukan melalui musayawarah di tingkat desa dan kecamatan, rapat koordinasi forum kabupaten serta melakukan konsultasi teknis oleh tim pokja desa dan fasilitator kepada OPD terkait.
4. Rapat Koordinasi Tim Kabupaten
Di kedua kabupaten target BangKIT baik di SBD mapuan SBT, dibentuk Forum atau Kelompok Kerja yang terdiri dari perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait bidang penghidupan di lingkup pemerintah daerah. Forum atau Pokja ini dibentuk dengan tujuan untuk mendorong sinergitas dan integrasi program pengembangan penghidupan masyarakat yang inklusif dengan program prioritas Pemerintah Kabupaten. Selain itu, forum ini juga dimaksudkan untuk mendukung transfer pengetahuan dan proses pengambilalihan pengetahuan dan keterampilan guna keberlanjutan program.
Selama periode Program, di masing-masing kabupaten dijdwalkan 5 kali Rapat koordinasi. Petemuan Rapat Koordinasi ini bertujuan untuk menyampaikan perkembangan pelaksanaan program kepada para pemangku kepentingan, mendapat pemahaman yang sama antar anggota forum kabupaten dan para pemangku kepentingan tentang sinergi dan integrasi pengembangan penghidupan masyarakat dengan program pembangunaan daerah, menyepakati tindak lanjut yang dibutuhkan dari pelaksanaan mekanisme integrasi perencanaan pengembangan penghidupan masyarakat dengan program perencanaan desa dan kabupaten, sebagaimana telah disepakati pada pertemuan sebelumnya. Selain itu rapat ini juga untuk menyepakati rencana kerja tim forum/pokja kabupaten periode 2024 dalam mengoordinasikan sistem dukungan bagi peningkatan penghidupan masyarakat yang inklusif di.
A. Kabupaten Seram Bagian Timur Provinsi Maluku
Pada Rabu, 13 Desember 2023 Program BangKIT di Kabupaten Seram Bagian Timur mengajak para pemangku kepentingan di level Pemerintah Daerah untuk duduk bersama memahami potensi di 30 Desa/Negeri yang menjadi wilayah intervensi program.
Bertempat di ruang pertemuan Hotel Mutiara Kota Bula, Pertemuan ini dihadiri oleh 32 peserta yang terdiri dari perwakilan Sekreteriat Daerah yaitu Asisten 1, Tim Bappedalitbang, Dinas PMD, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan, Dinas Koperasi, Dinas Sosial, Dinas Pariwisata, TPP P3MD, Kepala KPH, Camat Teluk waru, Camat Pulau Panjang, Camat Gorom Timur, Perwakilan Camat Pulau Gorom Timur, Perwakilan Camat Pulau Gorom, para Fasilitator Kabupaten, dan Tim BangKIT.
Para perwkilan OPD ini saling bertukar pikiran menyampaikan fokus program yang dapat diintegrasikan untuk mendukung peningkatan penghidupan masyarakat di Kabupaten SBT. Inisiatif-inisiatif masyarakat yang telah dihasilkan dari kegiatan lokakarya perencanaan penghidupan di 30 Desa/Negeri akan dikolaborasikan dengan perencanaan pembangunan di desa dan daerah, serta dengan program-program yang ada di dinas-dinas tersebut.
B. Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi NTT
Rapat Koordinasi untuk kabupaten SBD dilaksanakan pada tanggal 28 November 2023 di Tambolaka, NTT yang dihadiri oleh 34 orang (23 orang laki-laki dan 11 orang perempuan), dengan komposisi perwakilan dari Dinas terkait (Bappeda, DPMD, Disperindag, Dinas Perikanan, Kesbangpol, Dinas peternakan, Disnakertrans, DPKP, Dinas Sosial, Sekda, dan perwakilan dari 10 kecamatan).
Beberapa point kesepakatan yang dicapai adalah 1. Agar hasil-hasil workshop desa dapat diintegrasikan ke dalam RPJM dan RKP Desa serta usulan ke Musrembang Kecamatan. 2. Mendorong OPD dan lembaga terkait untuk dapat berkolaborasi dengan BangKIT dalam mendukung aktivitas penghidupan masyarakat desa 3. Disepakati adanya pertemuan periodik (3 kali untuk 2024), adanya refreshment training untuk fasilitator kabupaten, monitoring integrasi rencana yang telah dihasilkan dari workshop desa, identifikasi kebutuhan regulasi pendukung, dan peluang perluasan target desa.
5. Workshop Meeting dengan Tim WB dan Kemendesa
Guna mendiskusikan peluang kolaborasi dan dukungan Kementrian Desa pada Program BangKIT terutama di wilayah target program yakni di Kabupaten SBD dan SBT, dilaksanakan pertemuan/workshop pada tanggal 20 November 2023 di kantor BaKTI. Pertemuan dihadiri oleh tim BangKIT Makassar, 3 orang perwakilan World Bank, dan 2 orang perwakilan dari Kementerian Desa.
Dalam pertemuan ini baik Kemendesa yang diwakili oleh Bapak Chece Yusuf maupun World Bank yang dihadiri oleh Ibu Jessica Ludwig dan Tim mendengarkan pemaparan progress program serta memberikan masukan-masukan. Salah satu poin penting di antaranya terkait pentingnya sinergi antara program P3MD yang dikelola Kemendesa dan program BangKIT di lokasi intervensi serta memasukkan kekayaan informasi solusi lokal yang dimiliki BaKTI dalam desain program.